Payudara sehat, indah, dan kencang adalah dambaan setiap wanita. Tak pelak, aneka perawatan dengan obat-obatan ataupun suntik silikon yang mahal pun rela dilakukan. Padahal, latihan dada teratur sudah cukup untuk mendapatkan payudara ideal.
Size doesn't matter. Area dada pada wanita kerap menjadi pusat perhatian, mengingat di situlah letak payudara yang menjadi simbol feminitas seorang wanita. Banyak remaja dan dewasa yang resah dan merasa rendah diri karena memiliki payudara yang kecil. Bahkan, tak sedikit pula yang rata. Sebaliknya, mereka yang berpayudara besar juga mengeluh keberatan saat berolahraga atau kerepotan mencari baju yang pas.
Lantas, maunya bagaimana? Sebenarnya, tak banyak yang bisa dilakukan untuk mengatasi perihal ukuran payudara ini. Sebab, besar-kecilnya payudara seorang wanita secara alami dipengaruhi hormon dan faktor keturunan.
Seiring pertambahan berat badan, payudara seorang wanita biasanya juga ikut membesar. Jadi, tak ada yang perlu dikeluhkan karena yang terpenting adalah bagaimana merawatnya agar tetap sehat dan ideal.
Bentuk payudara ideal tak hanya proporsional dalam ukuran, juga kencang (tidak kendur atau terlalu merosot ke bawah). Selain ditunjang pemakaian bra yang pas dan tepat, latihan dada (chest exercise) juga bisa menguatkan otot-otot yang akan membantu menaikkan jaringan payudara, khususnya pada wanita yang kegemukan atau setelah melahirkan.
Pada gerakan pull over misalnya, begitu tangan ditarik ke belakang, otot-otot bawah dada akan ikut tertarik. Alhasil, dengan sendirinya akan melatih bagian bawah payudara wanita menjadi lebih indah dan kencang.
Menurut psikolog olahraga dari San Diego Richard Cotton, latihan dada penting dilakukan. Sebab, bagian ini turut aktif bergerak saat melakukan aktivitas sehari-hari, seperti mengangkat barang belanjaan atau menggendong bayi.
Otot dada yang prima juga dibutuhkan dalam olahraga tenis, renang gaya bebas, dan semua jenis olahraga lempar bola. "Setiap aktivitas atau pergerakan yang kita lakukan sehari-hari banyak melibatkan otot-otot pectoral. Begitu pula saat menyetir atau mengetik di depan komputer sepanjang hari, otot-otot dada turut aktif kendati pada level rendah," ujarnya, seperti dikutip webMD.
Untuk itu, lanjut Cotton, postur tubuh yang benar saat duduk perlu diterapkan agar otot dada tidak "memendek" dan melemah kinerjanya.
"Selain itu, lakukan latihan dada dengan seimbang dan terintegrasi dengan keseluruhan anggota badan lainnya, termasuk kelompok otot-otot mayor, khususnya bagian perut," ujarnya.
Dalam kaitan latihan dada untuk wanita, Operation Manager dari Body Fitness Putu Bagus Ambara mengatakan, pada prinsipnya, tidak ada perbedaan jenis latihan untuk laki-laki dan wanita.
"Jenis latihan dan alatnya sama saja, hanya berbeda dalam hal berat beban. Untuk wanita biasanya lebih ringan," ujar Putu yang juga berpengalaman sebagai personal trainer. Putu mencontohkan,latihan untuk pemula biasanya lebih cenderung pada basic (latihan dasar). Misalkan chest press dan dumbel press, sama-sama gerakan dasar dan fungsinya juga sama, hanya variasinya berbeda.
"Tapi ketika melakukan dumbel press, secara tidak langsung juga akan melatih bagian fore arm sehingga menjadi lebih kuat karena ada beban yang dipegang dan ditahan tangan," ungkapnya.
Agar mendapat hasil maksimal, gerakan yang benar menjadi kunci utama. Dengan begitu, seseorang akan aman saat berlatih, lepas dari risiko cedera, hasilnya lebih maksimal, dan bisa mempersingkat waktu.
Selain itu, jangan mengangkat beban di luar kemampuan karena bisa menyebabkan cedera tulang ekor. "Kalau ingin melakukan sendiri di rumah, maka push-up merupakan gerakan dasar yang bagus untuk melatih otot dada dan lengan (trisep). Atau, kalau ingin latihan beban bisa memakai botol yang diisi air atau pasir. Sementara, bench atau sandaran sebaiknya dipakai yang empuk sehingga tidak sakit," saran Putu.
Latihan Tak Bikin Wanita Berotot
Tuhan menciptakan pria dan wanita dengan perbedaan dan keunikannya masing- masing. Tak terkecuali dalam hal hormon, pria lebih didominasi oleh testosteron dan wanita lebih banyak estrogen. Perbedaan hormon yang dominan ini menjadi salah satu penyebab perbedaan postur tubuh pria dan wanita.
"Jadi, bagi wanita yang melakukan latihan beban atau angkat berat jangan takut ototnya membesar. Sebab, hormonnya berbeda dengan laki-laki yang 99 persen adalah testosteron sehingga otot bisa membesar. Sementara itu,wanita 99 persennya adalah estrogen sehingga latihan beban apa pun tidak akan membuat otot membesar," ungkap Putu Bagus Ambara.
Lantas, bagaimana dengan para binaragawati di luar negeri,yang tubuhnya tampak kekar dan berotot?
Menurut Putu, hal itu disebabkan ada asupan hormon testosteron yang didapat dari suntik testosteron. "Efeknya jadi seperti paras laki-laki, misalnya bentuk rahangnya atau tumbuh sedikit kumis. Mereka memang harus disuntik testosteron untuk mendapatkan otot yang bagus di tubuhnya. Kalau cuma latihan, tidak akan membesarkan otot-otot," urai Putu.
Hal tersebut juga dibenarkan Richard Cotton, yang mengatakan bahwa 10 persen kemungkinan seorang wanita mengalami pembesaran massa otot selama melakukan latihan atau olahraga.